FONNA.ID, Jakarta – Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail menyatakan Indonesia dan seluruh bangsa di dunia saat ini masih menghadapi pandemi Covid-19. Menurutnya sebagai cobaan yang berlangsung lebih dari 1 tahun terakhir itu, ada hikmah masyarakat perlu menata ulang kehidupan, salah satunya melalui transformasi digital.
“Namun, dibalik semua cobaan itu tersimpan sebuah hikmah bahwa kita harus segera menyesuaikan diri dalam perubahan kehidupan kita yang baru, termasuk melalui proses transformasi digital,” tuturnya dalam Peringatan Nuzulul Quran “Mari Bicara Baik” di Lapangan Anantakupa, Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (29/04/2021).
Mewakili Menteri Kominfo Johnny G. Plate, Dirjen SDPPI mengharapkan Peringatan Nuzulul Quran 1442 H dapat membekali dan memantapkan tujuan hidup, berbangsa, bernegara, membangun mental dan karakter nasional agar bisa menjadi Indonesia yang hebat, Indonesia yang maju, Indonesia yang berdaulat, mandiri serrta penuh berkah.
“Saat turunnya Kitab Suci Alquran bagi umat Islam adalah di bulan Ramadan ini. Peringatan Nuzulul Quran memberikan pemahaman bahwa Al-Quran diturunkan sebagai pedoman dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang lebih mulia, lebih baik. Al-Quran merupakan kitab suci yang ajarannya mengatur berbagai macam aspek kehidupan masyarakat,” paparnya.
Menurut Dirjen Ismail, nilai-nilai dalam Al-Quran dapat dipakai untuk mencapai kemajuan dan kedamaian bukan hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh seluruh umat manusia. Nilai-nilai ini memberi pijakan untuk membangun keharmonisan antar umat beragama dalam berbangsa dan bernegara.
Keberadaan nilai itu diperlukan agar sebagai kementerian dengan tugas berat untuk mengawali atau menggawangi proses transformasi digital dapat menjalankan peran dengan baik.
“Proses yang di belakangnya itu adalah melakukan perubahan kultur dan budaya, didorong oleh berbagai macam perubahan-perubahan teknologi tinggi, teknologi informasi, teknologi komputer, artifisial intelijen, data analytics dan sebagainya. Teknologi-teknologi ini dan perubahan yang didorong untuk kita melakukan survei dalam kondisi menghadapi pandemi Covid-19 ini membuat kita semua perlu merenungkan,” ungkapnya.
Dirjen SDPPI menjelaskan teknologi yang sederhana seperti misalnya pisau dapur biasa. Apabila pisau dapur dipakai untuk potong sayur, untuk masak dan sebagainya, dapat bermanfaat buat kehidupan. Namun, jika pisau dapur ini digunakan untuk membunuh manusia, menyakiti orang lain, dan sebagainya, maka teknologi ini jadi tidak bermanfaat.
“Teknologi yang bebas nilai ibarat pisau dapur dibuat tergantung digunakan untuk apa, nilainya ditentukan dari penggunanya, manusianya. Jadi, dulu kita katakan bahwa teknologi itu bebas nilai, nilainya tidak pada teknologinya tetapi pada orang yang memanfaatkan teknologi itu. Apabila kita berpikir atau merenungkan lebih jauh ketika kita memikirkan bahwa teknologi yang sophisticated, yang sangat canggih, ini sudah agak sulit kita memisahkan apakah teknologi ini punya mengandung nilai atau tidak,” jelasnya.
Dirjen Ismail menyatakan masalah teknologi informasi memiliki kompleksitas yang cukup beragam. Menurutnya, di belakang teknologi informasi, banyak sekali teknologi maju dan modern yang sophisticated. “Misalnya, teknologi ketika merancang bom nuklir, ketika merancang senjata biologis dan sebagainya. Apakah teknologi ini bisa dikatakan bebas nilai? Pertanyaannya, mampukah kita menjaga agar transformasi digital ini tetap memiliki value, memiliki nilai yang bermanfaat buat kehidupan umat manusia,” ungkapnya retoris.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Dirjen SDPPI menyatakan ini menjadi salah satu tugas penting dari Kementerian Kominfo agar bisa membantu mengawal perubahan tatanan kehidupan sosial, masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan teknologi yang sophisticated mampu tetap menjaga nilai-nilainya yang dikandung di dalamnya.
“Jadi peringatan Nuzulul Quran ini mengingatkan pada kita bahwa Al-Quran atau kitab suci apapun yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini mengandung sebuah nilai. Mampukah kita menerapkan nilai-nilai itu dalam kehidupan kita, dalam keseharian termasuk salah satunya berkata baik dan berkata benar tadi,” jelasnya.
Dirjen Ismail menilai hal itu menjadi suatu tantangan yang luar biasa buat Indonesia dan Kominfo akan mengawali proses transformasi digital nasional dengan sebaik-baiknya. “Dan tentu saja kita selalu senantiasa berdoa memohon agar kita semua diberikan kekuatan dalam menjalankan tugas dan fungsi kita sebaik-baiknya. Selamat memperingati Nuzulul Quran 1422 Hijriah, semoga kita senantiasa mendapatkan pembelajaran yang positif dari setiap kejadian yang luar biasa. Tetap bersabar, berkarya, dan berprestasi di masa pandemi Covid-19,” tuturnya.
Usai memberi sambutan, Dirjen SDPPI menyapa pegawai dari Unit Pelaksan Teknis (UPT) Kominfo di Aceh, Yogyakarta, dan Merauke yang hadir secara virtual.
Penulis : Periyaman
Sumber : Humuas Kementrian Kominfo RI
Komentar