FONNA.ID, Tangerang – Pemerintah Kabupaten Tangerang klarifikasi terkait berita media online liputan6.com dengan judul Vaksinasi Massal COVID-19 di ICE BSD Tangerang Membeludak dan Abai Prokes pada Selasa (8/6/2021).
“Kami telah mengatur jadwal kedatangan peserta vaksinasi COVID-19 di ICE BSD Kabupaten Tangerang,” ucap dr. Hendra Tarmizi juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 kepada tim liputan Diskominfo Kabupaten Tangerang pada Selasa malam pukul 21.00 Wib.
dr Hendra lanjutkan, penumpukan karena tidak disiplin jadwal kedatangan saja, jadi yg antri jadi penuh. Setelah distop yang akan datang dari kecamatan oleh Pak Sekda, antrian sudah baik lagi, tidak berdesak-desakan.
Vaksinasi massal yang melibatkan tenaga pengajar dan lansia sebanyak 4665 orang, bekerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Astra Grup.
Peserta vaksinasi di hari pertama tersebut berasal dari 14 kecamatan yaitu, Kecamatan Pagedangan, Kelapa Dua, Curug, Cikupa, Balaraja, Sindang Jaya, Pasar Kemis, Rajeg, Sepatan, Sepatan Timur, Mauk, Teluknaga, Kosambi dan Pakuhaji.
” Jumlah personil kita kerahkan 240 orang dari unsur Satpol PP, TNI dan Polri juga tenaga kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan bekerjasama dengan Astra Grup untuk kurang lebih sekitar 10 ribu dosis vaksin bagi lansia dan tenaga pendidikan selama 2 hari yang dipusatkan di ICE BSD Pagedangan dari tanggal 8 dan 9 Juni.
Menurut Bupati telah mengatur jadwal kedatangan peserta vaksinasi, karena banyaknya warga yang datang bersamaan
pihaknya terus berusaha mengurai kepadatan masyarakat. Pasalnya, meski sudah dibagi per jam setiap kecamatan, tapi warga yang datang bebarengan dan membuat penumpukan antrean.
Diberitakan sebelumnya, Liputan6.com, Tangerang – Ribuan masyarakat memadati kawasan ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten untuk mengikuti program vaksinasi massal COVID-19 pada Selasa (8/6/2021). Sayangnya, tidak ada penerapan protokol kesehatan (Prokes) ketat pada antrean masyarakat yang didominasi orang lanjut usia (Lansia) tersebut.
Red/Frans/Diskominfo
Komentar