FONNA.ID, Mimbar Katolik – Yesus yang berarti “Allah menyelamatkan”. Kristus dalam bahasa Ibrani yang berarti “Diurapi” dan “Tuhan” sebutan nama lain dari Yesus yang dalam Perjanjian Lama di mana kata Tuhan untuk sebutan menggantikan nama Allah yang tak mungkin terucapkan yaitu “Yahwe”.
Sang Putera, Tuhan, Penebus, Yang Diurapi, “Sabda Allah” menjadi Manusia dengan perantaraan Perawan Maria, dengan mengambil kodrat manusia untuk menyelamatkan kita. Kita sebut misteri Allah menjadi manusia “Penjelmaan/Inkarnasi”. Dimana Yesus adalah Sungguh Allah dan Sungguh Manusia.
Yesus tahu bahwa dengan mengajarkan firman dengan ilmu bertani. Benih Iman (the Seed of Faith) seperti benih-benih lainnya hanya dapat melayani satu maksud (purpose) tatkala ia ditanam. Karena Firman Allah adalah roh, ia hanya dapat bertumbuh dan menghasilkan tuaian (harvest) tatkala benih itu ditanam di tanah yang benar.
Firman Allah adalah roh dan tanah bagi roh itu adalah roh manusia. Benih iman ditanam dalam hati manusia. Itulah tempat satu-satunya di mana Firman Allah dapat ditanam apabila diharapkan untuk bertumbuh.
Perumpamaan tentang biji sesawi merupakan perumpamaan terkecil. Yesus membandingkan Kerajaan Allah dengan biji sesawi. Dalam Lukas 17: 5-6 , para rasul meminta Yesus untuk meningkatkan iman mereka. Yesus menjawab, “Jika kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat mengatakan kepada pohon mulberry ini, ‘Tarik dirimu dan tanam dirimu di laut,’ dan dia akan menurutinya.”
Rasul Paulus mengajarkan kepada kita bahwa kita dikuasai oleh kasih Kristus; kita sadar bahwa Yesus Kristus sudah mati untuk semua orang. Dia yang sudah mati dan dibangkitkan untuk kebaikan kita. Apabila seseorang bersatu dengan Kristus, orang itu menjadi manusia baru. Yang lama sudah lenyap dan yang baru bermula 2 Kor 5:14-17.
Kerajaan Allah adalah situasi di mana semua yang baik bertumbuh dan berkembang agar ada suasana kasih, ada perdamaian, keadilan, solidaritas, yang menyelamatkan manusia lahir dan batin. Untuk mewartakan tentang kerajaan Allah, dalam Markus 4 : 26–34, Yesus mengumpamakan kerajaan Allah seperti biji sesawi.
Kerajaan Allah itu benar-benar benih, benih yang kita terima langsung dari Allah karena kerajaan Allah itu berhubungan dengan iman. Benih itu adalah iman percaya kita, bertumbuh tiap hari melalui pengalaman-pengalaman hidup kita, dengan tabah menjalani semua peristiwa kehidupan (2 Kor 5:6), semua dijalani dengan iman kepada Bapa.
Dari perkembangan dan pertumbuhan iman kita yang sebesar biji sesawi diharapkan memiliki karakter yang moderat dalam berpikir, tidak bermegah untuk diri sendiri. Sebab, pertumbuhan adalah anugerah Tuhan.
Namun, bagaimana dengan pemahaman kita sebagai umat beriman Katolik yang sungguh-sungguh dan totalitas 100% Katolik dan 100% Pancasilais. Pancasila rumusan nilai-nilai fundamental tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, kesamaan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, perbedaan dalam kepercayaan kita dapat bekerja sama, membangun masyarakat yang adil, makmur, manusiawi. Sehingga bersikap adil dan berimbang, akan lebih mudah terbentuk jika seseorang memiliki karakter utama dalam dirinya: kebijaksanaan (wisdom), ketulusan (purity), keberanian (courage) dan kedalaman pengetahuan agama yang memadai (kecerdasan spiritual).
Mari mengubah mindset kita harus beriman dan percaya: berani berubah, bercermin menjadi pemilik iman sejati, kita menjadi lebih baik. Dimulai dari keyakinan dalam hati dan pikiran kita. Hidup untuk Tuhan dalam tindakan nyata dalam interaksi dengan sesama dengan tidak menghakimi orang lain. (2 Kor 5 : 13–16), dan terus bertumbuh sehingga menjadi ciptaan baru. Amin.
Red/Frans/Pembimas
Komentar