oleh

Musabab Terjadinya Tindak Pidana Anak & Solusi Pencegahannya

-OPINI-188 Dilihat

Tangerang Selatan – Mediafonna.id | Anak-anak diibaratkan kertas putih yang belum terdapat tulisan sama sekali, Peranan orang tua sangatlah penting dalam tumbuh kembangnya seorang anak, sebab orang tua adalah guru pertama bagi anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, perbedaan ras, usia, genetik, dan kromosom. Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis.

Di Dalam pergaulan sosial, anak tidak selalu tumbuh dengan baik. Beberapa anak  kerapkali harus berhadapan dengan pengaruh negatif, berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindak pidana yang di lakukan oleh anak di bawah umur antara lain :

  1. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang buruk seperti orang tua yang bercerai, orang tua yang bekerja terlalu lama, atau orang tua yang tidak pernah ada di rumah dapat merasa terabaikan dan mencari perhatian dari lingkungan sekitar.
  2. Lingkungan yang tidak sehat dengan banyak kekerasan, narkoba, atau alkohol dapat menyebabkan anak terpengaruh oleh lingkungan tersebut dan terlibat dalam kejahatan.
  3. Anak-anak yang tidak diawasi dengan baik oleh orang tua atau pengasuh dapat merasa bebas untuk melakukan tindakan yang salah.
  4. Anak-anak yang tidak memiliki akses ke pendidikan atau pekerjaan dapat merasa putus asa dan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara yang salah.
  5. Pengaruh media juga sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku mereka, Anak-anak yang terlalu banyak terpapar oleh media yang tidak sehat seperti film atau video game kekerasan

Salah satu contoh tindak pidana yang di lakukan oleh anak terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat. Bocah kelas V SD berinisial F (11)  dipaksa oleh teman-temannya bersetubuh dengan kucing sambil direkam menggunakan ponsel. Akibat rekaman video tersebut tersebar, korban kemudian menjadi depresi sampai tidak mau makan dan minum hingga membuatnya meninggal dunia ketika sedang di rawat di rumah sakit pada Minggu (18/7/2022).

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat selama periode 2016-2020 ada 655 anak yang harus berhadapan dengan hukum karena menjadi pelaku kekerasan. Rinciannya, 506 anak melakukan kekerasan fisik dan 149 anak melakukan kekerasan psikis.

Upaya pencegahan :

Peran Orang tua

Orang tua adalah garda terdepan untuk pencegahan dan penanggulangan terjadi nya tindak pidana yang dilakukan anak di bawah umur, orang tua mempunyai peranan sangat penting baik dari pembekalan dari segi moralitas maupun pembekalan dari segi keagamaan/rohani untuk anak.

Peran Lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan seperti sekolah harus menjadi tempat yang aman dari segala bentuk yang mengandung unsur tindak pidana yang di lakukan oleh anak, pihak sekolah harus menyediakan waktu untuk melaksanakan sosialisasi dan memberikan penyuluhan terkait dengan akibat dari melawan hukum menanamkan nilai-nilai/norma-norma yang baik sehingga diharapkan dapat menghilangkan niat anak-anak untuk melakukan tindakan melawan hukum.

Peran Pemerintah/government

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalisir tindak pidana yang dilakukan oleh anak di bawah umur, salah satunya dengan meningkatkan kualitas di sektor penegakan hukum dengan cara memperkuat sistem peradilan anak Serta Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak kejahatan anak di bawah umur dan cara mencegahnya. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengambil tindakan yang tepat jika mereka melihat anak-anak terlibat dalam kejahatan.

Saran :

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kejahatan yang dilakukan anak-anak merupakan suatu hal yang cukup sensitif untuk dibahas dikarenakan anak digolongkan ke dalam kaum rentan yang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai korban daripada pelaku dalam beberapa kasus yang terjadi. Oleh karena itu pula, anak mendapatkan perlakuan khusus dalam penanganan proses pidananya.

Maka, negara harus memberikan perhatian yang serius terhadap keberlangsungan hidup anak-anak, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Dalam konteks ini, negara harus memastikan bahwa anak-anak tidak menjadi korban dari berbagai bentuk kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi yang dapat merusak masa depan mereka.

Negara juga harus memastikan bahwa anak-anak memiliki akses yang sama terhadap kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang layak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan beasiswa atau bantuan finansial kepada keluarga yang kurang mampu agar anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Selain itu, negara juga harus memastikan bahwa anak-anak tidak dipaksa untuk bekerja secara ilegal atau melakukan pekerjaan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan mereka.

Memberikan Sanksi yang tegas dan adil bagi anak-anak yang melakukan tindakan kejahatan juga harus dilakukan oleh negara. Namun, sanksi tersebut harus disesuaikan dengan usia dan tingkat keterlibatan anak dalam tindakan kejahatan tersebut. Negara juga harus memberikan rehabilitasi dan dukungan psikologis bagi anak-anak yang terlibat dalam tindakan kejahatan agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan baik. (Penulis : Adi Maulana/Mahasiswa FH UNPAM/ Editor/RH)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed